
Dubai - Negara pengekspor minyak Kuwait mengumumkan penundaan seluruh ekspor minyak dan gasnya akibat cuaca buruk. Juru bicara BUMN migas Kuwait, KNPC (Kuwait National Petroleum Co) Ahmed Al Muzail mengumumkan penundaaan tersebut pada Minggu kemarin. "Seluruh ekspor minyak ditunda pagi ini," katanya seperti dilansir forexdaily.org yang dikutip detikFinance, Senin (23/2/2009). Kuwait berharap penundaan ekspor ini tidak berlangsung lama. "Mungkin malam ini (Minggu malam) atau maksimal besok pagi ekspor bisa dilanjutkan lagi. Tergantung cuacanya," katanya lagi.
Kuwait merupakan salah satu produsen minyak terbesar yang memproduksi 2,3 juta barel per hari minyak. Namun cuaca buruk yang kerap terjadi belakangan ini membuat operasional di pelabuhan terpaksa diberhentikan. Tak hanya ekspor minyak, Kuwait juga menunda ekspor LPG. Padahal Indonesia merupakan salah satu pengimpor LPG yang sering mengambil dari Timur Tengah. Berbeda dengan Kuwait, aktivitas di negara tetangganya, Arab Saudi dilaporkan tidak terganggu.
"Semua operasional di terminal Saudi Aramco berlangsung normal dan tidak terpengaruh dengan cuaca," kata juru bicara Saudi Arabian Oil Co. Sementara itu, Menteri Energi dan Tambang Aljazair Chakib Khelil mengungkapkan, OPEC kemungkinan akan kembali memangkas produksi minyak negara anggotanya. Keputusan ini akan diambil pada pertemuan OPEC yang digelar akan 15 Maret 2009. "Sangat mungkin OPEC akan kembali memutuskan mengurangi produksi pada 15 Maret untuk menjaga harga minyak yang sekarang terus turun," katanya seperti dikutip AFP, Senin (23/2/2009).
Sebelumnya, OPEC sudah memotong produksi minyak hingga 4,4 juta barel pada September 2008. "Kalau OPEC tidak memotong produksi pada September, Oktober dan Desember, maka harga minyak saat ini mungkin bukan US$ 40 per barel. Tapi bisa jadi US$ 20 per barel," katanya. (lih/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar