Jumat, 06 Februari 2009

Detikfinance PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG

Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) optimistis dapat merealisasikan target produksi minyak dan gas sebesar 30 ribu mboepd (barel ekuivalen per hari) di tahun 2009 atau naik sekitar 20% dari produksi migas 2008 yang sebesar 25.100 mboepd.

Perseroan juga akan memangkas operational expenditure (opex) hingga 20% sebagai langkah antisipasi anjloknya harga minyak mentah dunia.

"Target kami tahun ini produksi harian 30 ribu mboepd atau naik sekitar 20% dari produksi harian di 2008," ujar Direktur Utama ENRG, Christian V Ponto dalam paparan di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (6/2/2009).

Tahun 2008, perseroan berhasil memproduksi migas sebesar 25.100 mboepd, naik tipis 3,71% dari produksi tahun 2007 sebesar 24.200 mboepd. Pertumbuhan dari tahun 2007 ke 2008 memang tipis akibat menurunnya produksi minyak sebesar 3,66% menjadi 10.500 barel per hari (bph) dari tahun 2007 sebesar 10.900 bph.

Sementara produksi gas perseroan masih tumbuh 10% menjadi 88 bbtud (juta kaki kubik per hari) di 2008. Tahun 2007, produksi gas perseroan sebesar 80 bbtud.

"Tahun ini, kami menargetkan produksi minyak sebesar 40% dari total produksi migas sebesar 30.000 mboepd," jelas Christian.

Mengacu pada angka tersebut, produksi minyak perseroan akan sebesar 12.000 bph atau naik 14,28% dari tahun 2008. Untuk gas, target produksi perseroan sebesar 108 bbtud, naik 22,72% dari posisi tahun 2008.

"Kami yakin target tersebut dapat tercapai. Desember 2008, kami telah mencapai produksi sebesar 31.000 mboepd. Patokan itu akan kita pakai di 2009," ujar Christian.

Harga rata-rata minyak yang diterima perseroan di tahun 2008 sebesar US$ 96,4/barel, naik drastis 31,51% dibanding posisi akhir 2007 di level US$ 73,3/barel.

Harga rata-rata gas yang diterima perseroan sebesar US$ 2,8/mcf (1.000 kaki kubik), naik 7,69% dibanding tahun 2007 di level US$ 2,6/mcf.

"Tahun ini kami menargetkan harga gas di atas US$ 3/mcf. Untuk harga minyak sulit diprediksi. Tapi kita mungkin pakai patokan US$ 40/barel," jelas Christian.

Mengenai biaya produksi migas, tahun 2008 sebesar US$ 5,9/boe (barel minyak ekuivalen), turun 11,94% dari posisi tahun 2007 sebesar US$ 6,7/boe.

"Tahun ini mungkin akan kita tekan lagi, sebagai langkah antisipasi penurunan harga minyak dunia. Jadi kita genjot produksi 20%, opex akan kita pangkas 20%, termasuk biaya produksi," papar Christian.

Mengenai kinerja, hingga triwulan III-2008 perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,36 triliun, naik 87,4% dibanding periode yang sama tahun 2007 sebesar Rp 726,425 miliar.

Namun perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 71,226 miliar. Periode yang sama tahun 2007, perseroan masih membukukan laba bersih sebesar Rp 85,344 miliar.

"Rugi bersih disebabkan adanya pengeluaran sekali akibat perpanjangan pinjaman pada semester II tahun lalu sebesar US$ 16 juta. Tapi melihat kinerja selama triwulan IV-2008 bagus. Proyeksi kami tahun 2008 full year tidak akan menerima rugi tapi laba," ujar Direktur Keuangan ENRG, Yuli Sudargo.

Mengenai target kinerja tahun 2009, perseroan optimis akan menuai keuntungan besar. Sayangnya ia enggan menyebutkan angka yang diincar perseroan.

"Selama tahun 2008, kami telah menggenjot biaya untuk peningkatan produksi yang mana hasilnya akan kami terima mulai tahun ini. Oleh sebab itu kami optimis tahun ini akan menerima hasil peningkatan produksi," ujar Christian.

(dro/lih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar