Tighter Competition
• Inline with expectation. PT Bakrie Telecom (BTEL) mencatat pendapatan bersih Rp2.2 triliun, naik 71% YoY, inline dengan estimasi kami. Hal ini didukung oleh penambahan pelanggan sebesar 91% (menjadi 7.3 juta di YE08). Laba operasi tumbuh 19% YoY, menjadi Rp378 miliar (vs estimasi kami Rp342 miliar). Laba bersih turun 5% menjadi Rp136 miliar, akibat forex loss sebesar Rp44 miliar. Bila tidak memperhitungkan forex loss, laba bersih sesuai dengan ekspektasi kami.
• Margin in pressure. Secara kuartalan, EBITDA margin turun menjadi 37% di 4Q08 vs 39.2% di 3Q08. Beban depresiasi, maintenance dan marketing naik berturutturut 20%, 20% dan 19% QoQ, akibat bertambahnya network coverage sebanyak 30 kota selama FY08 yang masih belum optimal dalam penggunaannya dan turunnya ARPU akibat penetrasi pasar sehingga semakin menekan margin.
• Tighter competition in CDMA. Sejak akhir tahun 2008, TLKM dengan brand Flexi dan Esia mulai bersaing dengan memperkenalkan free call ( on net) untuk lokal. Flexi memberi promo free call di JBJB (Jakarta, Banten, Jawa Barat) pangsa pasar utama BTEL, sementara BTEL memberlakukan promo ini di luar JBJB.
• Maintain BUY, TP Rp105/share. Kami menurunkan target harga BTEL menjadi Rp105/saham (dari sebelumnya Rp125/saham), mencerminkan P/E’09E 12.0x dan PBV’09E 0.6x. Kami menurunkan proyeksi margin ke level yang lebih moderat, akibat makin ketatnya persaingan. Kami juga tetap cautious dengan short term investment BTEL. MAINTAIN BUY
Forecast and Valuation (at closing price Rp50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar