Rencana masuknya Northstar Pacific Partners Ltd sebagai pemegang saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih menunggu hasil penerbitan saham baru (rights issue) yang akan dilakukan sebelum Mei 2009.
"Jika 100% rights issue dieksekusi pemegang saham, maka Northstar akan menerima cash bukan saham," ujar Direktur Utama BNBR, Nalinkant A Rathod saat dihubungi detikFinance, Kamis (5/2/2009).
Menurut Nalinkant, mekanisme penyelesaian utang BNBR ke Northstar akan sangat bergantung pada realisasi hasil rights issue. Jika saham baru yang akan diterbitkan tidak dieksekusi sama sekali oleh pemegang saham BNBR, maka semua saham baru tersebut akan dikonversi menjadi CB senilai Rp 4,26 triliun.
Jika demikian, maka Northstar akan menguasai 31,25% saham BNBR. Namun sebagaimana dikatakan Nalinkant, jika pemegang saham mengeksekusi rights issue maka pelunasan utang BNBR ke Northstar akan dilakukan dengan mekanisme pembayaran bukan penyerahan sebagian saham perseroan.
Pada triwulan I-2009, BNBR berencana menerbitkan obligasi konversi (convertible bond/CB) senilai Rp 4,26 triliun. CB akan mengkonversi sebanyak-banyaknya 42,6 miliar saham BNBR. CB tersebut akan diterbitkan kepada Northstar Pacific Partners Ltd. Pada akhir tahun 2008, Northstar telah menalangi utang BNBR kepada Oddickson Finance senilai US$ 575 juta.
Pada April 2008, BNBR memperoleh pinjaman dari Oddickson senilai US$ 1,086 miliar dengan menjaminkan 22,6% saham BUMI, 21,44% saham ELTY, 40% saham ENRG, 7,47% saham UNSP dan 27,32% saham BTEL.
BNBR tidak dapat melunasi utang tersebut. Oleh karena itu, Northstar menalangi sisa utang BNBR kepada Oddickson sebesar US$ 575 juta.
Aset-aset yang dijaminkan ke Oddickson pun kini beralih ke Northstar. Jumlah aset saham yang dipegang Northstar juga sudah berubah lantaran ada yang sudah di top up dan ada juga yang sudah dilepas ke pasar oleh Oddickson.
Sisa aset-aset BNBR yang kini dipegang Northstar terdiri dari 14,98% saham BUMI, 11,92% saham ELTY, 43,2% saham ENRG, 8,03% saham UNSP dan 24,86% saham BTEL.
"Untuk aset saham BUMI yang dipegang Northstar, telah kita bentuk Special Purpose Vehicle untuk membahas berapa yang akan dipegang BNBR, berapa yang akan diambil Northstar," jelas Direktur BNBR Ari Saptari Hudaya dalam paparan 14 Januari 2009.
Sementara untuk aset-aset ELTY, ENRG, UNSP dan BTEL yang kini dipegang Northstar akan dikembalikan kepada BNBR. "Mekanismenya dengan menggunakan CB," ujar Ari.
Ari mengatakan, utang BNBR pada Northstar sebesar US$ 575 juta. Setelah dikurangi saham BUMI yang kini ditangani BNBR bersama Northstar dalam SPV, sisa utang yang harus dilunasi BNBR ke Northstar sebesar Rp 4,26 triliun.
"Kita harus lunasi utang tersebut agar aset-aset yang dipegang Northstar (kecuali BUMI) dapat kita miliki kembali," jelas Ari.
Oleh karena itu, BNBR akan menerbitkan CB senilai Rp 4,26 triliun kepada Northstar. Saat ini pembahasan sedang dilakukan kedua belah pihak.
"Jatuh tempo CB kira-kira Mei 2009," ujar Direktur Keuangan BNBR, Yuanita Rohali.
Yuanita mengatakan, setelah CB jatuh tempo bulan Mei 2009, CB akan dikonversi menjadi 38,7-42,6 miliar saham BNBR atau sekitar 29,2%-31,25% saham BNBR. Namun sebelumnya, BNBR akan menerbitkan saham baru untuk dikonversi menjadi CB pada periode April-Mei 2009.
"Harga eksekusinya sekitar Rp 100-110 per saham," jelas Yuanita.
Mengacu pada apa yang dikatakan Nalinkant di atas, maka realisasi masuknya Northstar ke BNBR akan sangat bergantung pada pelaksanaan rights issue.
Sehubungan dengan itu, Nalinkant mengatakan dua rencana aksi korporasi tersebut akan dimintakan persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam waktu dekat. "Kita masih memproses dan akan meminta persetujan Bapepam dalam waktu dekat," ujarnya.
Sumber: detikcom
My Family
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar