>>MSCI – Two additions to MSCI Indonesia: Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) and Kalbe Farma (KLBF). Estimated buying volume for CPIN is 43.5mn shares, for KLBF is 133mn shares.>>>
"إِنَّا مَكَّنَّا لَهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ وَءَاتَيْنَهُ مِن كُلِّ شَىْءٍۢ سَبَبًۭا فَأَتْبَعَ سَبَبًا Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuh suatu jalan." (QS. AL KAHFI:84-85)
>> Saham Agung Podomoro Dilepas Rp365 per Unit >>> INDY: After mkt close the major shareholders placed out a USD 200m block of stock, or about 10% of cap at 3675 (range 3600-3725) at a 5.7% discount. The placement was said to be 3X subscribed to.

My Family

Jumat, 30 Januari 2009

Detikfinance EBA

Jakarta - Setelah menunggu selama 12 tahun sejak aturan Efek Beragun Aset (EBA) diterbitkan tahun 1997, akhirnya pasar modal Indonesia memiliki produk EBA yang benar-benar diterbitkan dan telah mendapat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK).

Bapepam akhirnya mengizinkan penerbitan EBA untuk pertama kalinya dengan produk bernama Efek Beragun Aset Danareksa SMF I – KPR BTN.

Pernyataan efektif Bapepam itu keluar pada 29 Januari 2009 melalui surat No: S-647/BL/2009. Surat tersebut berisi pernyataan efektif untuk produk investasi baru berbasis sekuritisasi dengan menggunakan wadah Kontrak Investasi Kolektif yaitu Efek Beragun Aset Danareksa SMF I – KPR BTN.

EBA tersebut diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management selaku Manager Investasi yang berfungsi sebagai pengelola dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) selaku Bank Kustodian yang berfungsi sebagai penyimpan portofolio efek.

Pihak lain yang turut menunjang suksesnya penerbitan produk ini adalah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang bertindak sebagai global koordinator dan pembeli siaga.

EBA SMF I – KPR BTN, menggunakan underlying aset berupa kumpulan tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terpilih dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) dengan nilai Rp 111,111 miliar yang berasal dari 5.060 debitor. Dengan menggunakan konteks Kontrak Investasi Kolektif sebagai wadahnya.

"12 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kelahiran sebuah produk, namun dengan upaya yang terus menerus bersama pelaku pasar, akhirnya kita boleh berbangga bahwa pada akhirnya pasar modal kita memiliki produk ini," ujar Kabiro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, Djoko Hendratto, Jumat (30/1/2009).

Bapepam berharap dengan hadirnya produk investasi baru ini, bukan saja akan memperkaya alternatif investasi bagi para investor kita tetapi juga dapat menjadi sarana untuk ikut serta mengembangkan sektor riil melalui pembiayaan pasar modal.

"Bagi para Manager Investasi, hal ini dapat dijadikan momentum untuk lebih kreatif dalam mengembangkan produk-produk investasi baru yang akan memperkaya pasar modal Indonesia," ujar Djoko.

EBA merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, pemberian kredit kepemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit, serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.(ir/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yahoo! Finance: Top Stories

Reuters: Business News

Insider Stories

CNBC Top News and Analysis

» Ekobiz

The Wall Street Journal

AnggunTraders.com

Commodity Online Metals News

Britama.com

Palm Oil Prices

Commodities-Markets-The Economic Times

Detikfinance

BusinessWeek.com -- Top News

Palm Oil HQ Daily Update

Business Times : marketwatch

VIVAnews - BISNIS

The Star Online: Business

Inilah.com -

Latest financial news - CNNMoney.com

Tempointeraktif.com - Bisnis

ChinaDaily > bizchina

Sindikasi economy.okezone.com

Commodity News

Bursa Rumor - Tempatnya Investor Saham Cari Berita

Financial Times - Financial markets news

Hellenic Shipping News

ANTARA - Ekonomi & Bisnis

Industrial Metals & Minerals Industry News

Republika Online - Ekonomi

Yahoo Commodities News