Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan kenaikan laba bersih 2008 sebesar 36,1% menjadi Rp 1,222 triliun dibandingkan tahun 2007 yang sebesar Rp 898 miliar. Pendapatan bunga bersih ikut naik 32,7% menjadi Rp 9,912 triliun dibandingkan tahun 2007 yang sebesar Rp 7,467 triliun.
"Meski menghadapi tantangan berat di tahun 2008, BNI berhasil memperkuat kondisi fundamental perusahaan dengan neraca yang lebih sehat," kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, pada kesempatan paparan kinerja BNI, di Jakarta (30/3/2009). Mengantisipasi kondisi ekonomi yang melemah di tahun 2008, BNI tetap fokus pada upaya perbaikan kualitas aset yang ditunjukkan dengan turunnya non-performing loan (NPL) menjadi di bawah 5%, yaitu 4,9% (NPL Gross) dan 2% (NPL Net).
Disamping itu, penguatan fundamental keuangan melalui peningkatan coverage ratio (rasio pencadangan/NPL) hingga 101%. Posisi PPAP ditingkatkan sebesar 61,2% dari Rp 2,70 triliun pada tahun 2007, menjadi Rp 4,36 triliun pada tahun 2008. Kenaikan pendapatan bunga bersih diikuti pula dengan peningkatan pendapatan non-bunga (non-interest income) dari recurring fee sebesar 27% menjadi Rp 3,69 triliun yang berasal dari pendapatan dari jasa-jasa perbankan, antara lain jasa ATM, pengelolaan rekening, transaksi ekspor-impor (trade finance), bank garansi serta pendapatan dari bisnis kartu.
Peningkatan PPAP merupakan kebijakan yang diambil manajemen dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang tidak menentu. Sejak tahun 2008, BNI menerapkan kebijakan yang lebih konservatif dan prudent terkait dengan beban pencadangan atas kredit bermasalah. Dengan kebijakan penambahan pencadangan ini, coverage ratio dapat ditingkatkan dari 71,9% pada tahun 2007 menjadi 101% pada tahun 2008.
Kredit tumbuh 26% dari Rp 88,651 triliun menjadi Rp 111,994 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 12% dari Rp 146,189 triliun menjadi Rp 163,164 triliun. Total Aktiva BNI per 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp 201,74 triliun, atau naik 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 183,34 triliun. Kenaikan aktiva antara lain terjadi pada pos penempatan dana (53%) dan pertumbuhan kredit (26%).
Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada level 13,5% (setelah memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar), lebih tinggi dari persyaratan minimum Bank Indonesia sebesar 8%. Net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,3% mencerminkan keberhasilan BNI meningkatkan yield dari earning asset dengan tetap menjaga cost of fund. Sedangkan rasio profitabilitas yaitu return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) menunjukkan kenaikan dari 0,5% dan 5,6% pada akhir tahun 2007 menjadi 1,1% dan 9,0%. (ang/ir)
My Family
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar