Jakarta - Perbankan nasioanl sudah mengajukan rencana kerja di tahun 2009 ke Bank Indonesia. Pertumbuhan kredit dipatok sebesar 15,6% yang jauh lebih rendah dibanding pencapaian tahun 2008 sebesar 30%. "Seluruh perbankan sudah mengajukan rencana 2009, pertumbuhan kredit tahun ini yaitu 15,6 %, walaupun lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 30%. Namun angka seperti itu dapat meyakinkan industri perbankan cukup baik dimasa krisis. Untuk kredit UMKM sendiri sekitar 20% rata-rata," kata Deputi Gubernur BI, Muliaman Hadad. Hal itu diungkapkan Muliaman dalam rapat kerja soal Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) dengan DPD, di Senayan, Jakarta, Senin (23/2/2009).
Menurut Muliaman BI sudah memberikan iklim yang cukup bagus, salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memungkinkan keleluasan untuk UMKM. "Kebijakan soal kredit, Bank Indonesia memberikan kelonggaran-kelonggaran terkait perizinan, kepada bank-bank untuk mendirikan kantor-kantor di pelosok," ujarnya. Di tahun 2008, BI menilai kinerja perbankan cukup baik. Neraca perbankan masih membukukan laba yang memadai, serta banyak indikatornya yang tidak membengkak seperti rasio NPL yang masih kecil serta CAR yang masih 16%. Pertumbuhan kredit bank di tahun 2008 juga mencatat angka tertinggi sejak krisis 1998 yaitu mencapai 30%. "Tapi tahun ini, mengingatkan kepada para bankers untuk mengontrol pemberian kredit," katanya.
Untuk tahun 2009, Muliaman menilai bekal sudah cukup di sektor perbankan nasional sehingga dapat melawati krisis dalam 1 sampai 2 tahun ke depan. "Simulasi-simulasi juga dilakukan BI terhadap perbankan terkait krisis, dan ini menunjukan industri perbankan masih kuat. Misal depresiasi nilai tukar rupiah, perbankan sudah siap dari industri perbankan di negara-negara tetangga," katanya. "Kita berharap untuk menjamin ekonomi Indonesia kredit perbankan tumbuh dan harus jalan karena saat ini pertumbuhan ekonomi rendah 4%-5%," lanjutnya.(ir/qom)
My Family
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar