
Jakarta - Sejak harga saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) jatuh ke Rp 50 per saham pada 2 Desember 2008, perdagangan saham perusahaan pengendali grup Bakrie ini aktif diperdagangkan di pasar negosiasi dan tutup sendiri. Data Bursa Efek Indonesia seperti dikutip detikFinance, Selasa (24/2/2009), terlihat selama periode 2 Desember 2008 hingga 23 Februari 2009, volume transaksi BNBR mencapai 10.159.148 lot atau sebanyak 5,079 miliar lembar saham.
Investor rupanya beralih melakukan transaksi di pasar negosiasi dan tutup sendiri ketimbang bermain di pasar non reguler. Pada periode yang sama, volume transaksi BNBR di pasar reguler hanya sebanyak 109.044 lot atau sekitar 54 juta saham saja dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,726 miliar. Sedangkan di pasar negosiasi, total volume transaksi BNBR dalam periode yang sama sebanyak 2.268.498 lot atau sekitar 1,134 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 39,552 miliar. Di pasar tutup sendiri, BNBR diperdagangkan sebanyak 7.890.650 lot atau sebanyak 3,945 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 318,759 miliar.
Total volume transaksi BNBR di pasar negosiasi dan tutup sendiri sebanyak 10.159.148 lot atau sekitar 5,079 miliar saham senilai Rp 358,311 miliar. Jauh dibandingkan transaksi yang terjadi di pasar reguler. Rata-rata harga transaksi BNBR di pasar negosiasi dan tutup sendiri pun berkisar di level Rp 30 per saham, lebih rendah 40% dari harga BNBR di pasar reguler.
Pada tanggal 19 Januari 2009, bahkan saham BNBR pernah diperdagangkan di harga Rp 1 per saham di pasar negosiasi alias diobral di harga terendah mengingat tidak ada nilai mata uang lebih rendah dari Rp 1 per saham.
Broker-broker pelat merah seperti PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Securities, PT Danareksa Sekuritas terlihat cukup aktif melakukan pembelian saham BNBR di pasar negosiasi dan reguler.(dro/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar