
Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Antam Tato Miraza di sela-sela Canadian Mining Mission to Indonesia, di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Senin (16/3/2009).
"Saat ini kami sedang melakukan feasibility study dengan HJG (Hangzhou Jinjiang Group) China dan proses konstruksi ditargetkan bisa dilakukan sekitar tahun 2012 atau 2013," ujar Tato.
Smelter yang menelan investasi sebanyak US$ 700-800 juta tersebut diharapkan dapat memproduksi 1 juta ton alumina per tahun. "Investasi pembangunan smelter di luar infrastruktur sekitar US$ 700-800 juta dolar," katanya. Hasil dari pengolahan ore ke alumina tersebut, lanjut Tato, akan dipasok ke Indonesia Alumunium (Inalum). Dengan begitu, Inalum tak perlu impor alumina lagi.
"Jadi selama ini kan Inalum impor alumina dari luar, yakni dari Australia, makanya kami akan supply kesana," jelasnya. Selain Inalum, alumina tersebut juga akan diekspor seperti China dan Timur Tengah. "Mereka jugakan membutuhkan alumina," tandas Tato.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar